Penyakit Telinga
Jelly Gamat atau ekstra teripang efektif atasi penyakit telinga,dengan metode pengobatan alami.Obat penyakit telinga Jelly Gamat teruji secara klinis efektif atasi segala macam masalah pada telinga anda(penyakit telinga).Simak kisah sembuh dari penyakit telinga dibawah ini :
Menghadang Radang Telinga
Trubus 481 – Desember 2009
Anak Anda kerap menonton TV dengan suara keras? Itulah salah satu indikasi penyakit Glue Ear, seperti dialami Chintya Valentina. Sebanyak 6,6 juta orang Indonesia mengidap penyakit itu. Nina Lestari terperanjat melihat anaknya: Chintya Valentina (bukan nama sebenarnya) asyik menyaksikan TV bersuara sangat keras sehingga memekakkan telinga. Padahal, Chintya hanya berjarak 6 meter di depan kotak ajaib itu. Oleh karena itu Nina bergegas mengambil remote dan mengecilkan volume suara televise. Namun, Chintya mengambil remote dan memperbesar kembali volume televisi.
Anak Anda kerap menonton TV dengan suara keras? Itulah salah satu indikasi penyakit Glue Ear, seperti dialami Chintya Valentina. Sebanyak 6,6 juta orang Indonesia mengidap penyakit itu. Nina Lestari terperanjat melihat anaknya: Chintya Valentina (bukan nama sebenarnya) asyik menyaksikan TV bersuara sangat keras sehingga memekakkan telinga. Padahal, Chintya hanya berjarak 6 meter di depan kotak ajaib itu. Oleh karena itu Nina bergegas mengambil remote dan mengecilkan volume suara televise. Namun, Chintya mengambil remote dan memperbesar kembali volume televisi.
Semula Nina menganggap itu hanya keisengan bocah berusia 5 tahun. Namun beberapa bulan berselang, Chintya kerap mengeluh tak bisa mendengar . Dampak dari gangguan pendengaran itu, Chintya yang duduk di barisan belakang di kelas harus bolak-balik ke depan untuk menyimak pelajaran.
Lem Telinga
Ibu 3 anak itu sangat khawatir sehingga membawa Chintya ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Jakarta Selatan. Setelah memeriksa intensif, dokter mendiagnosis Chintya menderita glue ear. Orang awam menyebutnya congek atau kopok. Lazim pula dikenal sebagai otitis media sipuratif kronik (OMSK). OMSK merupakan infeksi telinga bagian tengah, biasanya disertai pengeluaran cairan dari liang telinga sehingga disebut supuratif . Disebut kronik jika penyakit ini hilang-timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih.
Ibu 3 anak itu sangat khawatir sehingga membawa Chintya ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Jakarta Selatan. Setelah memeriksa intensif, dokter mendiagnosis Chintya menderita glue ear. Orang awam menyebutnya congek atau kopok. Lazim pula dikenal sebagai otitis media sipuratif kronik (OMSK). OMSK merupakan infeksi telinga bagian tengah, biasanya disertai pengeluaran cairan dari liang telinga sehingga disebut supuratif . Disebut kronik jika penyakit ini hilang-timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih.
Menurut dr Maria Theresia Karnadi di Jakarta, radang telinga glue ear merujuk pada terjadinya penyumbatan cairan kental di telinga bagian tengah. Akibatnya pendengaran penderita terganggu. Penyebabnya beragam: alergi, infeksi kuman, dan kerusakan mekanis pada tuba auditorius – saluran penghubung antara telinga dan hidung.
Survei departemen kesehatan menunjukkan kuman penyebab OMSK antara lain Staphylococcus aureus sebanyak 26%, Pseudomonas aeruginosa 19,3%, Streptococcus epidermidimis 10,3%, gram positif lain 18,1% serta kuman gram negatif lain sebanyak 7,8%.
Untuk mengatasi gangguan pendengaran itu, dokter meresepkan obat semprot hidung, digunakan tiap pagi dan malam, serta antialergi. Meski disiplin mengkonsumsi obat selama 5 bulan, gangguan pendengaran itu tak kunjung hilang.
Bahkan pada 2008 Chintya harus menjalani operasi untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk di telinga. Lubang kecil sekitar 2-3cm dibuat di gendang telinga. Setelah itu dimasukkan grommet alias pipa kecil ke dalam lubang telinga yang telah dilubangi. Tujuannya untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk.
Grommets akan lepas dengan sendirinya ketika gendang telinga tumbuh kembali, biasanya setelah 6-12 bulan. Toh itu tak terlalu membantu pendengaran gadis kelahiran 14 Februari 1994 itu.
Penderita yang mendapat infeksi telinga biasanya menderita infeksi saluran nafas atas semisal influenza atau sakit tenggorokan. Antara hidung dan telinga dihubungkan oleh sebuah saluran tuba auditorius. Jika infeksi di saluran atas tak diobati dengan baik bisa menjalar ke telinga.
Antibakteri
Pada Januari 2009 seorang kerabat menyarankan Nina untuk memberikan ekstrak teripang kepada Cynthia. Karena pengobatan yang selama ini dijalani belum membuahkan hasil. Nina menuruti saran itu. Cynthia pun rutin mengkonsumsi 1 sendok makan ekstrak teripang 3 kali sehari. Sebagai tambahan, ia juga mengkonsumsi 10 tablet spirulina 2 Kali sehari.Untuk pemesanan hubungi 0816-1880660
Sebulan kemudian, kondisi tubuhnya kian fit dan pendengarannya pun membaik. Kandungan gizi teripang yang lengkap membuatnya ampuh membangun kekebalan tubuh dan memberantas bakteri. Sebut saja 9 jenis karbohidrat, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 59 jenis lemak, 5 jenis sterol, dan 10 jenis mineral
Itu diperkuat oleh hasil riset dari Prof Ridzwan Hashim dari Universita Kebangsaan Malaysia bahwa teripang Bohadshia orgus, Holothuria atra, dan H. scobra berefek antibakteri. Musababnya, menurut Ridzwan, ”namiko” -sebutan teripang di Jepang-mengandung phosphate, buffered saline yang ampuh menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Berkat itulah kini Cynthia tak perlu mengeraskan volume televisi yang membuat pekak telinga seluruh penghuni rumah. (Faiz Yajri)
Transfer Pembayaran ke Rekening :
BCA Cabang Buaran Jakarta
A/C 6330549058
Atas Nama : Sri Rahayuningsih
0 komentar:
Posting Komentar